Personologi Henry Alexander Murray

Sejarah singkat 


Henry Alexander Murray dilahirkan di New York City, 13 Mei 1893 dan meninggal di Cambridge, Massachusetts, 23 Juni 1988. Henry A. Murray dilahirkan dan dibesarkan di New York City, Murray mengambil sarjananya di Harvard dan kemudian studi di Columbia College of Phsycian and Surgeon. Setelah ia lulus pada tahun 1919 memimpin kelasnya, dia menghabiskan dua tahun dalam pemagangan pembedahan. Akhirnya dia memutuskan mengakhiri karir di bidang pembedahan karena masalah penglihatannya yang tak tertangani. Setelah meraih master dalam Biologi dia melakukan penelitian embriologi di Universitas Rock-efeller dan mengambil Ph.D dalam biokimia di Cambridge (Inggris). Dia bertemu Jung ketika liburan paskahnya pada tahun 1925 ketika berkunjung ke Zurich.

Saat kembali ke Harvard tahun 1947, Murray mengajar psikologi klinis di Departemen Hubungan Sosial baru. Dalam waktu dua tahun dia telah membentuk Psychological Clinic Annex, dimana ia melanjutkan bersama koleganya untuk melanjutkan penelitiannya tentang kepribadian. Pada tahun 1961, setelah pengunduran dirinya yang resmi, Murray menerima penghargaan Distinguished Science Contribution dari American Psychological Association, dan pada tahun 1969 APA memberikannya Medali Emas untuk kontribusi sepanjang hidupnya pada bidang tersebut. Henry A. Murray Research Center for Study of Life didirikan pada tahun 1979 di Radcliffe College. 

Pada tahun 1930, Murray menciptakan istilah personologi untuk menjelaskan cabang ilmu psikologi yang mempelajari kehidupan manusia dan faktor-faktor yang memengaruhi perjalanannya. Murray berkeyakinan kuat bahwa untuk memahami makna satu proses apapun dari keperibadian, seseorang harus memiliki pemahaman terhadap keseluruhan.

1) Definisi Kepribadian

Menurut Murray, kepribadian adalah sebuah abstraksi yang dirumuskan oleh ahli teori dan bukan hanya satu deskripsi tentang perilaku seseorang. Yakni, kepribadian adalah sebuah formulasi yang didasarkan baik pada perilaku yang teramati maupun suatu formulasi yang tidak hanya disimpulkan dari apa yang diamati. 

Murray sangat menekankan pentingnya menghubungkan proses psikologi dan peristiwa dengan struktur dan keaktifan otak, bagi Murray, fenomena fenomena yang menyusun kepribadian benar-benar bergantung pada keaktifan sistem syaraf utama. Ia mengatakan “tak ada otak, tak ada kepribadian”. Murray melihat kepribadian ada dalam perubahan yang terus menerus, sebab manusia itu selalu mempunyai kebutuhan dan ada tekanan-tekanan. Menurut Murray kemampuan dan prestasi merupakan bagian yang teramat penting dari sebuah kepribadian. Oleh karena itu Murray berpendapat apabila seseorang ingin sukses dalam kehidupan maka ia menawarkan istilah ordinasi yaitu sebuah rencana tindakan dengan mempunyai dua komponen: program dan jadwal serial, maksudnya sesuatu tujuan yang kita harapkan harus dibuat suatu rencana yang sistematik dengan memakai jadwal (tahapan) yang teratur untuk memudahkan kita mengevaluasi keberhasilannya.

Keyakinan Murray bahwa setiap bagian perilaku manusia harus dipahami secara bersamaan dengan seluruh manusia yang aktif membuatnya menciptakan teori yang benar-benar menyeluruh (holistik). tidak seperti ahli teori holistik yang lain, Murray memasukkan -ke dalam unit studi dasarnya- lingkungan di mana orang tersebut aktif dan dia telah mengembangkan serangkaian konsep terperinci untuk merepresentasikan dorongan lingkungan. Dalam menekankan interaksi antara orang dan lingkungannya, Murray dihadapkan dengan posisi “interaksionis” 30 tahun yang sekarang banyak dipegang oleh pada peneliti yang sampai sekarang berpendapat dengan tekun untuk satu segi atau segi yang lain dari “debat situasi orang”.

Murray adalah salah satu peneliti pertama dalam psikologi akademis yang memberikan pemikiran psikoanalisis pada audiens yang sungguh-sungguh dan berusaha menerjemahkan konsep Freud dan Jung ke dalam hipotesis yang teruji. Oleh sebabnya, dia telah berkontribusi untuk menemukan dukungan empiris untuk konsep-konsep dan teori-teori yang berasal dari setting psikoanalisis atau psikoterapi.

Kendatipun sifat abstraknya yang penting, Konsepsi Murray akan kepribadian mengasumsikan bahwa ada proses sentral yang menyusun dan mengendalikan dalam individu, proses-proses yang fungsinya adalah untuk menyatukan dorongan-dorongan yang bertentangan dimana orang itu dihadapkan, memenuhi kebutuhan orang dan rencana untuk pencapaian tujuan personal. Kepribadian harus merefleksikan tidak hanya elemen perilaku bertahan dan berulang namun juga harus merefleksikan apa yang unik dan asing. Kepribadian juga harus merefleksikan keaktifan orang selama rentang hidupnya: Peristiwa individu dalam kehidupan orang dapat dipahami hanya jika dihubungkan dengan masa lalu, sekarang dan masa depannya.

Terakhir, Murray sangat menekankan pentingnya menghubungkan proses psikologi dan peristiwa dengan struktur dan keaktifan otak, walaupun kita belum tahu secara persis bagaimana hal-hal ini berhubungan. Bagi Murray, fenomena yang menyusun kepribadian benar-benar bergantung pada keaktifan sistem syaraf utama: sebagaimana yang dia katakan secara ringkas, “ Tak ada otak, tak ada kepribadian” (Murray, 1951a, hal 267).

a) Unit-unit Perilaku: Proses dan Keterkaitan

Aspek-aspek kepribadian Murray sedikitnya merupakan bagian dari psikoanalitik seperti yang dilakukan oleh Freud, yaitu id, ego, super ego, dan ego ideal, namun terdapat perbedaan konsep dengan Freud.

Id

Id mengandung semua hal primitif, amoral, dan dorongan nafsu seperti yang digambarkan Freud tetapi juga mengandung dorongan bawaan lahir untuk dapat menerima dan bahkan menginginkannya. Disini kita dapat melihat bayangan pengaruh pandangan Jung, yang mempunyai kedua aspek, baik dan buruk. Sebagai contoh, Id mengandung kecenderungan untuk berempati, meniru dan mengidentifikasi, bentuk cinta terhadap orang lain daripada hawa nafsu, dan kecenderungan untuk menguasai suatu lingkungan.

Ego

Ego dianggap sebagai penentu yang lebih berperan aktif dalam menentukan tingkah laku dibandingkan dengan apa yang dikemukakan Freud. Dengan kata lain tidak hanya sebagai pembantu Id, ego mengarahkan dan merencanakan secara sadar suatu tindakan; mencari dan membuat kesempatan untuk menciptakan kepuasan sebagai hasil dari memuaskan dorongan Id positif. Fungsi ego, bukan hanya untuk menahan kesenangan Id tetapi juga untuk membantu perkembangan dan menghasilkan kesenangan melalui pengaturan dan pengarahan tindakan dari dorongan Id yang dapat diterima.

Sebagai contoh, apabila ego lebih mendukung Id daripada superego, maka akan mengarahkan kepribadian terhadap kehidupan yang penuh dengan kejahatan. Yang tentunya menyatukan kedua aspek dari kepribadian sehingga apa yang seseorang ingin lakukan (Id) harmonis dengan apa yang masyarakat terima sebagai sesuatu yang harus dilakukan (superego).

Sebagaimana yang diketahui ada kesempatan bagi konflik antara Id dan superego dalam sistem Murray. Ego yang kuat bisa menengahi keduanya secara efektif, tetapi ego yang lemah dapat menjadikan kepribadian sebagai suatu tempat pertarungan. Perbedaan mendasar antara Murray dan Freud dalam hal ini adalah Murray tidak mempercayai bahwa konflik ini tidak dapat terelakkan.

Super Ego

Murray menempatkan stres yang besar dalam kekuatan yang dapat memengaruhi lingkungan sosial, yang biasanya disebut sebagai budaya, dalam kepribadian. Bentuk dan hakekat dari superego pada anak-anak ditentukan oleh orang tua dan figur-figur penting lainnya pada usia dini.

Ego Ideal

Ego-ideal ini membantu individu menetapkan tujuan jangka panjang untuk melakukan usaha keras. Ego-ideal merupakan ”gambaran seseorang ’dalam masa depan terbaiknya’”. Ideal ini sendiri mengandung ambisi dan aspirasi individu. Kemungkinan sejalan ataupun bertentangan dengan nilai-nilai dari superego.

Selain aspek di atas ada juga aspek unit dasar tingkah laku, yaitu prosiding dan serial serta kecakapan dan kemampuan. Unit dasar tingkah laku adalah prosiding yang mempunyai batasan waktu interaksi antara seseorang dan orang lain atau antara orang dengan suatu objek. Suatu prosiding merupakan suatu bagian temporal yang cukup panjang untuk suatu pola perilaku yang dinamis. Serial adalah prosiding seris tingkah laku yang cukup panjang.

b) Ordinasi antara Kemampuan dan Prestasi

Ordination adalah proses mental seseorang untuk menyeleksi dan mengoperasikan rencana sebagai aksi dari harapan dan keadaan. Terdapat dua komponen ordinasi yaitu : program serial (merubah sub tujuan masa depan dan membentuk tujuan mayor) dan rencana kecakapan dan kemampuan seseorang adalah kemampuan mengerjakan sesuatu dan apakah secara kenyataan melakukan sesuai dengan tujuan.

2) Dinamika Kepribadian

Bagi Murray hal terpenting untuk mengetahui seseorang adalah usaha keseluruhan atau orientasi tujuan orang tersebut dalam setiap aktivitas, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Murray memberikan pandangan dinamika kepribadian sebagai sebuah usaha mereduksi ketegangan, konsep tentang kebutuhan, pengaruh konsep motivasi internal, konsep tekanan” yang mewakili penentu perilaku lingkungan serta penggabungan kontruksi kebutuhan, “tekanan” atau keduanya.

a) Reduksi ketegangan (Tension)

Seperti Freud dan yang lainnya, Murray mengatakan bahwa secara umum ketika satu kebutuhan muncul, kita berada dalam tekanan/ ketegangan dan memenuhi kebutuhan itu menurunkan ketegangan kita. Secara bertahap, saat seorang anak berkembang dia belajar untuk berurusan dengan objek dan melakukan tindakan yang di masa lalunya nampak mengurangi ketegangan.

Bagi Murray, meski demikian, hal ini bukan akhir cerita. Pertama kali, orang sering berusaha secara aktif untuk mengembangkan atau meningkatkan ketegangan untuk menambah kesenangan yang diperoleh setelah pengurangan ketegangan (tension reduction). Misalnya, kesenangan/ kebahagiaan hubungan seksual ditingkatkan dengan stimulasi kasih sayang dan erotis (pemanasan) sebelum tindakan seks itu sendiri. Pada kedua kalinya, dalam beberapa jenis kebutuhan, seperti yang berhubungan dengan pertunjukkan atau kegiatan seni, kesenangan yang menyertai kegiatan yang terlibat dalam memenuhi kebutuhan; oleh karenanya kebahagiaan tidaklah mesti sebuah fungsi meningkatkan atau mengurangi ketegangan.

b) Kebutuhan

Menurut Murray, kebutuhan adalah sebuah konstruk yang menunjukkan “sebuah dorongan…dalam wilayah otak” yang mengatur berbagai proses seperti persepsi, pikiran, dan tindakan dengan maksud untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan. Sebuah kebutuhan dapat diakibatkan oleh proses internal namun lebih dari sepuluh distimulasi oleh factor lingkungan. Secara umum, sebuah kebutuhan disertai oleh perasaan tertentu atau emosi dan ia memiliki sebuah cara khusus mengekspresikan dirinya dalam mencapai resolusi, Kebutuhan dapat dipicu oleh proses internal, tetapi lebih menstimulasi faktor lingkungan. Kebutuhan disertai dengan perasaan tertentu, atau emosi dan memiliki cara tertentu untuk mengeskpresikan dirinya dalam mencari resolusi. (Murray, 1938, hal 123-125).

Ada enam kriteria untuk menyatakan keberadaan sebuah kebutuhan. Lima diantaranya adalah observasi yang dapat dilakukan oleh seorang peneliti; yang keenamnya menuntut partisipasi orang yang diteliti:
1) Hasil akhir perilaku individu,
2) Pola perilaku tertentu,
3) Perhatian individu dan cara merespon stimulus,
4) Ekspresi emosi individu,
5) Hasil akhir ekspresi kepuasan dan ketidakpuasan indivudu, dan
6) Laporan subjektif perasaan, perhatian dan tujuan ekspresi individu.

Dengan menggunakan semua kriteria di atas dan penelitian sebuah kelompok subjek kecil secara intensif, Murray (1938) dan koleganya di Harvard menghasilkan sebuah daftar tentatif 20 kebutuhan yang nampak paling bagi mereka. Tabel berikut juga memberikan contoh ítem questionnaire yang, saat dijawab oleh seseorang dengan secara positif menyatakan bahwa sebuah kebutuhan adalah karakteristik dari orang tersebut.

c) Tekanan (terminologi lingkungan)

Tekanan adalah suatu properti atau atribut individu, sebagai objek, atau membantu suatu kondisi lingkungan yang baik atau menghalangi individu untuk kemajuan tujuan tertentu. Konsep Murray tentang tekanan merepresentasikan faktor lingkungan penentu perilaku. Sebuah tekanan adalah atribut atau properti orang lain dari sebuah objek atau sebuah kondisi lingkungan yang membantu atau menahan kemajuan seseorang kepada satu tujuan tertentu; “Tekanan sebuah objek adalah apa yang bisa ia lakukan pada subjek atau ubtuk subjek kekuatan yang ia miliki untuk memengaruhi kebahagiaan subjek dengan satu cara atau lebih“ (Murray, 1938, hal 121).

Tekanan terbagi atas dua aspek yaitu : (1) tekanan alpha adalah tekanan yang ditangkap secara objektif yang mengarahkan pada refleks sesuai kenyataan, dan (2) tekanan beta adalah tekanan yang ditangkap secara subjektif dan yang diinterpretasikan.

Hal yang penting untuk membedakan dua aspek tekanan : satu tekanan alpha adalah kualitas lingkungan seperti nampak dalam kenyataan (pada tingkat yang kita dapat menentukannya); satu tekanan beta adalah kualitas lingkungan seperti yang dipersepsikan oleh seseorang. Misalnya, seorang suami yang ingin menceritakan kepada isterinya tentang sesuatu hal yang telah menimpanya dengan maksud sang siteri dapat memberikan perhatikan, sang suami mulai mengatakan kepada istrinya tentang pertemuan yang benar-benar menegangkan baginya, ia melihat bahwa istrinya tidak memperhatikan hingga ia memutuskan bahwa sang isteri tidak memperdulikan akan masalahnya: tekanan beta suami tidak mendukung. ia beranggapan bahwa istrinya tidak menanggapi sepenuhnya namun, hal yang sebenarnya ialah bukan karena sang isteri tidak peduli dengan suaminya; melainkan disaat yang sama sang isteri telah dikhawatirkan dengan pengumuman oleh direktur perusahaan tempat ia bekerja bahwa ia dan beberapa eksekutif senior lainnya mendapatkan pemotongan gaji. Pasangan tersebut telah bergantung pada penghasilan gabungan agar kelak sang suami dapat membuka usahanya sendiri; sang istri takut untuk memberitahukan kabar buruknya kepada suami. Oleh karenanya, kita dapat menyebut tekanan alpha di sini sebagai salah satu inatensi temporal (sikap ketidakperhatian sementara).

Perilaku orang sangat berkorelasi dengan persepsi mereka akan lingkungan atau dengan tekanan beta. Dimana kesenjangan yang luas ada diantara fenomena lingkungan yang dapat diamati dengan objektif dan fenomena dimana seseorang cenderung reaktif, kita sering menyimpulkan beberapa tingkat gangguan psikologis.

d) Interaksi Kebutuhan dan Tekanan

Sebagai bentuk nyata mewakili dinamika perilaku, Murray mengusung thema yang memperlakukan interaksi antara kebutuhan dan tekanan. Tema adalah suatu aspek pemprosesan; mendefinisikan suatu pengamatan dan waktu interaksi yang terbatas antara individu-individu atau individu-objek; menggambarkan operasi motivasi dalam interaksi masa lalu.

Berkaitan dengan gagasan tema dan konsep kebutuhan utama Murray menyebut need integrate (kebutuhan utuh)- sebuah kebutuhan untuk jenis interaksi tertentu dengan jenis orang atau objek tertentu. Seringkali terjadi bahwa seseorang mengasosiasikan objek tertentu dengan kebutuhan tertentu. Satu contoh dari need integrate yaitu cinta pada musik klasik berhadapan dengan misalnya rock, country atau jenis musik lain. Kita akan menghadapi need integrate dalam cara yang lain nantinya.

e) Direksionalitas Perilaku:Vector dan Nilai

Murray mengenalkan konsep nilai dan vektor untuk menggantikan konsep awalnnya tentang kebutuhan. Vektor mengacu pada arah yang ditunjukkan lewat tingkah laku dan intensitas hasrat yang memunculkan tingkah laku. Beberapa vektor diantaranya memperoleh, menghindar, membangun, menghancurkan, dan memaksa keluar. Sementara nilai mengacu pada hal-hal ideal yang dipegang individu, mencakup intelektual, ideologi, estetika. Dalam kerjanya bersama dengan individu, Murray mengumpulkan informasi tentang apa yang berguna bagi orang itu (nilai) dan bagaimana ia berperilaku dalam berhubungan dengan nilai (vektor) dan menyusunnya dalam satu deretan dan kolom matriks.

Salah satu kelemahan konsepsi asli kebutuhannya, Murray mengaku bahwa informasi tentang kebutuhan dan tekanan spesifik pada dasarnya tidak memuat informasi tentang tujuan yang dinilai seseorang. Jadi, mengetahui kebutuhan seseorang serta tekanannya tidak memberitahukan kita tentang apa yang seseorang hendak lakukan. Misalnya, seseorang mungkin memiliki sebuah kebutuhan akan pemahaman, namun konsep apa yang dimiliki orang tersebut terhadap tujuan akhirnya dan apa yang dia akan lakukan untuk mencapainya? Apakah orang tersebut membaca koran, membaca majalah, membaca berita, dan atau sejenisnya sehingga ia benar-benar faham apa yang menjadi tujuannya? Apakah dia bergabung dengan gereja dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman spiritual? dan seterusnya.

f) Kunci Pada Keunikan : Kesatuan Tema

Sebuah kesatuan tema seseorang adalah “kunci pada sifat uniknya” (Murray, 1938). Biasanya ini adalah gabungan bawah sadar kebutuhan kuat yang saling berhubungan yang dihubungkan untuk menekan seseorang yang dihadapkan pada satu atau lebih kejadian di masa kanak-kanak awal. Kebutuhan-kebutuhan itu mungkin kebutuhan yang bertentangan; pengalaman terdahulu mungkin saja berupa kebahagiaan atau trauma. apapun sifat tema itu, ia mengulang-ulang dirinya secara sering selama kehidupan berikutnya.

g) Memahami Kepribadian Melalui Fantasi : TAT

TAT (Thematic Apperception Test) dikembangkan oleh Christiana Morgan dan Henry A. Murray berdasarkan fakta yang disadari betul, bahwa seseorang menginterpretasikan situasi sosial yang ambigu yang cenderung dia menunjukkan kepribadiannya sebanyak fenomena yang ia alami” (Murray, 1938 hal 531).

Berdasarkan asumsi bahwa cerita yang seseorang sampaikan akan sama-sama merefleksikan pandangan dan karakteristik pencerita itu sendiri dan narasi seperti itu dapat mengungkapkan sifat kepribadian atau tren secara umum Murray dan Morgan menggunakan TAT sebagai satu kelompok gambar ambigu yang dirancang untuk menstimulasi imajinasi penonton dan memberikan area khusus kepentingan motivasi dan konflik yang potensial.

h) Regnancy : Dasar Psikologis Tingkah Laku

Murray menekankan pentingnya menjaga hubungan pikiran antara kepribadian dan variabel hipotetis yang merupakan dasar fisiologis dari semua fenomena psikologis. Murray (1938) juga mengakui pentingnya proses ketidaksadaran. Mengutip sejumlah peristiwa dan perilaku yang mendukung gagasan proses tersebut bahwa “semua proses kesadaran adalah regnant tetapi tidak semua proses regnant adalah kesadaran " (Murray, 1938). Artinya, setiap peristiwa atau proses psikologis kesadaran memiliki proses fisiologis, tetapi tidak semua proses fisiologis diwakili dalam kesadaran.

3) Perkembangan Kepribadian

a) Infantil Kompleks

Konsep kompleks mewakili rancangan pengalaman masa anak-anak yang memberikan reaksi kejadian masa lalu sebagai cara yang khusus mengembangkan kehidupan dan tingkah laku individu. Mengikuti Freud dan para psikoanalis, Murray (1938) menyarankan beberapa kondisi awal atau kegiatan-masing-masing yang akhirnya diakhiri, frustrasi, atau dibatasi oleh kekuatan eksternal-sekitar yang kompleks sangat mungkin mengembangkan. Kondisi-kondisi tersebut antara lain:
  1. Rasa aman selama berada dalam rahim/ kandungan (diakhiri oleh pengalaman yang menyakitkan dalam kelahiran)
  2. Kenikmatan yang sensual mengisap makanan baik dari payudara ibu (atau botol) sambil berbaring dengan aman dalam pelukannya (sampai berhenti saat disapih)
  3. Kenikmatan bebas dari sensasi menyenangkan yang menyertai air besar (dibatasi oleh latihan penggunaan toilet)
  4. Excitations yang mendebarkan yang muncul dari memanipulasi alat kelamin (dilarang dengan ancaman hukuman).

b) Proses perkembangan dan belajar

Bagi Murray, kepribadian adalah hasil akumulasi interaksi antara genetika-proses pematangan dan faktor pengalaman. Pendukung dari pernyataan Murray tersebut adalah: (1) kepribadian terkait dengan struktur dan fungsi otak, dan (2) semua perilaku adalah sebuah proses interaktif antara manusia dan lingkungan. Kematangan genetik sebagai faktor penentu kepribadian yang mendasar (sel DNA asam deoksiribonukleat).

c) Penentu kematangan genetik

Murray memilih model metabolik karena memungkinkan dia untuk menekankan proses daripada struktur dan mewakili ide-ide kemajuan, konstruksi, dan kreativitas. Ada tiga era/ masa dalam proses psikometabolik yaitu:
  1. Era pertama kehidupan (kira-kira, masa bayi hingga awal masa dewasa), anabolik, atau building-up adalah proses dominan. Orang belajar hal-hal baru; baru dalam struktur dan fungsi otak yang mungkin ditetapkan
  2. Era kedua (dewasa, atau tengah tahun), anabolik dan katabolik (breaking-down) merupakan proses lebih atau kurang seimbang satu sama lain, dan penekanan pada kepala dan memperkuat apa yang telah dipelajari, melalui pengulangan, memori, dan sebagainya
  3. Pada era ketiga dan terakhir (usia tua, atau penuaan), proses katabolik menjadi dominan; memori kurang dapat diandalkan. Struktur dan fungsi dasar mulai memburuk.
Hipotesis Murray bahwa program genetis menentukan usia paling awal di mana berbagai kecenderungan dan bakat akan muncul dan mampu berkembang, saat anak berada pada kondisi baik dan pada suatu titik tertentu suatu uangkapan yang terprogram akan berkata, "Sekarang adalah waktu untuk belajar merangkak"; di lain perkembangannya, suatu ungkapan yang terprogram akan berkata "Kini datang masa pubertas" (Murray, 1968: 8). Murray juga menunjukkan bahwa program genetis menentukan "batas-batas kesempurnaan sejumlah keterampilan khusus (misalnya, atletik, musik, matematika, puitis) dapat disempurnakan di bawah keadaan yang paling memfasilitasi" (Murray, 1968: 8).

d) Penentu experensial

Proses pengalaman terdiri dari sebuah keberhasilan dalam (1) peristiwa yang terjadi pada seseorang di lingkungan hidup; (2) ekspresi seseorang yang terprogram ("naluriah ledakan"), dipicu oleh peristiwa lingkungan yang spesifik, dan (3) upaya orang untuk melakukan sesuatu, sebagai dampak dari tindakan positif dan negatif, seperti imbalan atau hukuman.

e) Proses sosialisasi

Pendapat Murray mengatakan kepribadian manusia adalah kompromi antara dorongan orang itu sendiri dan tuntutan terhadap kepentingan orang lain. Tuntutan-tuntutan ini dan kepentingan kolektif yang diwakili oleh lembaga-lembaga dan pola-pola masyarakat. Dengan kata lain suatu proses di mana kebutuhan individu terganggu oleh tuntutan masyarakat disebut proses sosialisasi.

Hampir tak dapat dihindari, konflik antara orang dan masyarakat diselesaikan oleh penyesuaian seseorang pada kelompoknya dalam beberapa hal. Secara umum, hukum masyarakat dapat berubah hanya jika banyak orang bersama sama memutuskan untuk merubahnya; individu sendiri jarang dapat mengubah pola budaya. Untuk menjadikan seseorang bersosialisasi dengan tepat, dia harus mengembangkan superego yang cukup.

Oleh sebabnya orang tua, sebagai figur penting yang paling berkuasa dan sumber komponen superego adalah agen utama dalam proses sosialisasi. Keefektifan mereka dalam menghargai perilaku yang dapat diterima dan menghukum perilaku yang tak dapat diterima akan menentukan keberhasilan proses ini. Secara umum, hubungan kasih sayang yang saling menguntungkan antara orang tua dan anaknya adalah fasilitator yang terbaik; hanya kesetujuan atau ketidak setujuan dapat cukup mengendalikan perilaku anak. 
KAJIAN LANJUT
Alwisol. (2006). Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press. 
Boeree, C. George. (2009). Personality Theories. Yogyakarta: Prismasophie. 
Corey, Gerald. (2009). Konseling dan Psikoterapi. Aditama:Bandung. 
Feist, Jess & Feist J. Gregory (2006). Theories of Personality. New York: Pustaka Belajar: Penerjemah: Yudi Santoso.
Hamdi, M. (2016) Teori Kepribadian sebuah Pengantar. Bandung. Alfabeta

 
Share this article :
 
Comments
0 Comments
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Muhamad Hamdi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger